Rabu, 20 Januari 2021

MODEL KOMUNIKASI

 


Model Komunikasi

Pengertian Model

Model adalah representasi simbolik dari suatu benda, proses, sistem, atau gagasan. Model dapat berbentuk gambar-gambar grafis, verbal, atau matematikal. Perbedaan pokok antara teori dan model adalah: teori merupakan penjelasan, sementara model hanya merupakan representasi. Yang dimaksud model komunikasi adalah gambaran yang sederhana dari proses komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen komunikasi dengan komponen lainnya. Secara umum, model-model komunikasi dapat dibagi dalam lima kelompok. Kelompok pertama, disebut sebagai model-model dasar. Kelompok kedua menyangkut pengaruh personal, penyebaran dan dampak komunikasi masa terhadap perorangan. Kelompok ketiga meliputi model-model tentang efek komunikasi massa terhadap kebudayaan dan masyarakat. Kelompok keempat berisikan model-model yang memusatkan perhatian pada khalayak. Kelompok kelima mencakup model-model komunikasi tentang sistem, produksi, seleksi dan alur media massa.

 

Fungsi Model

Fungsi model ada tiga (3) yaitu :

1.        Melukiskan proses komunikasi.

2.        Menunjukkan hubungan visual.

3.        Membantu dalam menemukan dan memperbaiki kemacetan komunikasi.

 

Model S-R

Model ini adalah model komunikasi paling dasar. Model ini dipengaruhi oleh disiplin psikologi, khususnya yang beraliran bihavioristik. Komunikasi dianggap sebagainsuatu proses aksi-reaksi yang sangat sederhana. Ketika saya tersenyum pada Anda dan Anda membalas senyiman saya, itulah model S-R. Model ini mengasumsikan bahwa kata-kata verbal (lisan-tulisan), isyarat-isyarat non verbal, gambar-gambar, dan tindakan-tindakaj tertentu akan merangsang orang lain untuk memberikan respon dengan cara tertentu. Model ini mengabaikan adanya faktor manusia seperti sistem internal individu. Singkatnya model ini menganggap bahwa komunikasi itu bersifat statis.

Manusia selalu karena adanya stimulus atau rangsangan dari luar, bukan berdasarkan kehendak, keinginan atau kemauan bebasnya. Oleh karena itu, model ini kurang tepat kalau diterapkan pada proses komunikasi manusia. 

 

Model Aristoteles

Aristoteles adalah filosof Yunani, tokoh paling dini yang mengkaji komunikasi, yang intinya adalah persuasi Model Aristoteles adalah model yang paling klasik atau disebut juga model retoris. Oleh karena itu, model ini merupakan penggambaran dari komunikasi retoris, komunikasi publik atau pidato. Aristoteles adalah orang pertama yang merumuskan model komunikasi verbal pertama. Proses komunikasi terjadi ketika ada seorang pembicara berbicara kepada orang lain atau khalayak lain dala rangka merubah sikap mereka.

Aristoteles mengemukakan tiga unsur yang harus ada dalam proses komunikasi :

1.             Pembicara (speaker)

2.             Pesan (message)

3.             Pendengar (listener)

Menurut Aristoteles, persuasi dapat dicapai oleh :

1.             Siapa Anda (etos-kepercayaan anda)

2.             Apa argumen Anda (Logos-logika dalam pendapat Anda)

3.             Dengan memainkan emosi khalayak (pathos-emosi khalayak)

Salah satu kelemahan model ini adalah bahwa proses komunikasi dipandang sebagai suatu yang statis dan tidak mempedulikan saluran, umpan balik, efek, dan kendala-kendala. Disanping itu, model ini juga berfokus pada komunikasi yang disengaja (komunikator mempunyai keinginan secara sadar untuk merubah sikap orang lain)

 

Model Laswell

Model ini merupakan sebuah pandangan umum tentang komunikasi yang dikembangkan dari batasan ilmu polotik.

Who say what in which channel to whom with what effect ?

Laswell mengemukakan tiga fungsi komunikasi, yaitu :

1.             Pengawasan lingkungan,

2.             Korelasi berbagai bagian terpisah dalam masyarakat yang merespon lingkungan.

3.             Transmisi warisan sosial.

Model ini merupakan versi verbal dari model Shannon dan Weaver. Model ini melihat komunikasi sebagai transmisi pesan : Model ini mengungkapkan isu “efek” dan bukannya “makna”. Efek secara tak langsung menunjukkan adanya perubahan yang bisa diukur dan diamati pada penerima yang disebabkan unsur-unsur yang bisa diidentifikasi dalam prosesnya. Model ini lebih sesuai diterapkan pada kajian komunikasi massa.

 

Model Shannon dan Weaver

Model ini terdiri dari lima elemen :

a)   Information Source adalah yang memproduksi pesan.

b)   Transmitter yang menyandikan pesan dalam bentuk sinyal.

c)   Channel adalah saluran pesan.

d)   Receiver adalah pihak yang menguraikan atau mengkonstruksikan pesan dari sinyal.

e)   Destination adalah dimana pesan sampai.

Suatu konsep penting dalam model ini adalah gangguan (noise), yakni setiap rangsangan tambahan dan tidak dikehendaki yang dapat mengganggu kecermatan pesan yang disampaikan. Konsep-konsep lain yang merupakan andil Shannon dan Weaber adalah entropi dan redudansi. Model ini diterapkan pada konteks-konteks komunikasi lainnya seperti komunikasi antarpribadi, komunikasi publik atau komunikasi massa. Sayangnya, model ini juga memberikan gambaran yang parsial mengenai proses komunikasi.

 

Model Schramm

Menurut Schram komunikasi senantiasa membutuhkan setidaknya tiga unsur :

1.             Sumber, bisa berupa :

·                     Seorang individual berbicara, menulis, menggambar, bergerak.

·                     Sebuah organisasi komunikasi (koran, rumah produksi, televisi).

1.             Pesan, dapat berupa tinta dalam kertas, gelombang suara dalam udara, lambaian tangan, atau sinyal-sinyal lain yang memiliki makna.

2.             Sasaran, dapat berupa individu yang mendengarkan, melihat, membaca, anggota dari sebuah kelompok, mahasiswa dalam perkuliahan, khalayak massa, pembaca surat kabar, penonton televisi, dll.

Schramm melihat komunikasi sebagai usaha yang bertujuan untuk menciptakan commonness antara komunikator dan komunikan. Hal ini karena komunikasi berasal dari bahasa latin communis yang artinya sama.

Schramm mengenalkan konsep field of experience, yang menurut Schramm sangat berperan dalam menentukan apakah komunikasi diterima sebagaimana yang diinginkan oleh komunikan. Beliau menekankan bahwa tanpa adanya field of experience yang sama, hanya ada sedikit kesempatan bahwa suatu pesan akan diinterpretasikan dengan tepat. Dalam hal ini, model Schramm adalah pengembangan dari model Shannon dan Weaver. Schramm mengatakan bahwa pentingnya feedback adalah suatu cara untuk mengatasi masalah noise.

Pada model ini, Schramm percaya bahwa ketika komunikan memberikan umpan balik maka ia akan berada pada posisi komunikator (source).

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxFcklsZjKP9pQqwpbRDy7Cv9ftS60jzdNKXI1vHiguqsgZ6nZTQKC8UyAmwFy49_kDZ6u6JiyNLOSB7YwtROpt63AMSeGUyofCIpZm0zoU-gPKnfb0PFJARoBl5IHnukX3RBD8-GwfOk/s320/os_model.png

 

Pengamanan dan Pemeliharaan Sarpras

Materi KD 3.15 Pengamanan dan Pemeliharaan Sarpras



Pengamanan dan Pemeliharaan Sarpras


A. PENGERTIAN

Pengamanan sarpras adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, dan proyek )

Pemeliharaan sarpras adalah kegiatan untuk melaksanakan penhurusan dan pengaturan agar semua sarana dan prasarana selalu dalam keadaan baik dan siap untuk kegiatan secara berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan pendidikan.


B. TUJUAN PENGAMANAN DAN PEMELIHARAAN SARPRAS

a.      untuk mengoptimalkan usia pakai peralatan.

b.      untuk menjamin kesiapan operasional peralatan untuk mendukung kelancaran pekerjaan sehingga diperoleh hasil yang optimal.

c.       Untuk menjamin ketersediaan peralatan yang diperlikan melalui pengecekan secara rutin.

d.      Untuk menjamin keselamatan prang / siswa yang menggunakan peralatan tersebut.


C. MANFAAT PENGAMANAN DAN PEMELIHARAAN SARPRAS

1.      Barang – barang akan terpelihara dengan baik, sehingga jarang terjadi kerusakan.

2.      Memperpanjang umur barang (perlengkapan), sehingga tidak perlu diganti dalam waktu singkat.

3.      Menghindari kehilangan karena terkontrol terus.

4.      Menghindari penyimpanan yang tidak teratur.

5.      Dengan pemeliharaan, akan menghasilkan pekerjaan yang baik.


D. PERBEDAAN PERAWATAN PREVENTIF DAN PERAWATAN KOREKTIF

·         Perawatan preventif (preventif maintenance) dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan – kerusakan yang tidal terduga dan menemukan kondisi / keadaan yang dapat menyebabkan peralatan / mesin mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam pekerjaan.

·         Perawatan korektif (breakdown maintenance) dilakukan setelah peralatan / mesin mengalami kerusakan / ketidaknormalan fungsi sehingga tidak dapat beroprerasi dengan baik.


E. PEMELIHARAAN MENURUT UKURAN WAKTU DAPAT DILAKSANAKAN DENGAN DUA                  CARA YAITU:

a.      Pemeliharaan sehari – hari ini dapat dilakukan setiap hari (setiap akan/sesudah dipakai)

b.      Pemeliharaan berkala ini dapat dilakukan secara berkala / dalam jangka waktu tertentu sesuai petunjuk penggunaan (manual).


F. PEMELIHARAAN DALAM ASPEK HUKUM

a.      Pengurusan sertifikat kepemilikan tanah.

b.      Surat ijin mendirikan dan penggunaan barang bangunan.

c.       Pengurusan STNK dan BPKB pada kendaraan bermotor dan surat – surat lainnya.


G. PENGERTIAN PERAWATAN TERUS MENERUS

Perawatan terus menerus adalah pemeliharaan yang setiap kurun waktu tertentu. Misalnya harian, mingguan, bulanan, dan triwulan bahkan tahunan.


H. PENGERTIAN PEMELIHARAAN DARI SEGI PENGGUNAAN

Barang yang digunakan harus sesuai dengan fungsinya sehingga dapat mengurangi kerusakan pada barang tersebut.


I. TUJUAN DARI PERAWATAN BERKALA

Bertujuan untuk merawat sekaligus memperbaiki jika ada kerusakan agar sarana dan prasarana dapat berfungsi kembali sebagaimana meestinya. Kegiatan dapat dilakukan oleh warga sekolah sendiri tetapi untuk perbaikan dilakukan oleh orang diluar sekolah.



Pemanfaatan Sarana dan Prasarana Kantor

Konsep Pemanfaatan Sarana dan Prasarana Kantor 1.     Pengertian pemanfaatan Sarana dan prasarana Menurut kamus besar bahasa ind...